KeluargaParenting

Menentukan Konsep Yang Jelas Tentang Anak

Pada saat ini masyarakat kita sedang berada di simpang tiga peradaban, yakni peradaban Islam, peradaban barat, dan peradaban lokal-tradisional. Masing-masing peradaban memiliki cara pandang berbeda dalam segala hal, seperti prinsip tentang hidup termasuk konsep pengasuhan dan pendidikan anak yang masing-masing memiliki cara tersendiri yang unik. Menurut peradaban lokal-tradisional konsep anak biasanya hanya sekedar proses reproduksi dan tempat bergantung orang tua di hari tua, kemudian anak dibiasakan untuk menjadi pewaris.

Menurut peradaban barat yang “modern” anak sering dianggap sebagai beban, ancaman, atau paling banter sebagai “hiburan”. Sedangkan menurut pandangan Islam disamping sebagai anak biologis, historis, dan ideologis, anak juga diharapkan dapan menjadi anak teologis. Anak dapat dibanggakan prestasi dan baktinya, juga anak yang bisa melanjutkan perjuangan dakwahnya sekaligus sebagai pengirim do’a ketika orang tuanya sudah tiada.

Di dalam Al-Qur’an setidaknya ada 4 tipologi anak yang bisa dilihat dalam realita sosial, yaitu:

  1. Anak sebagai perhiasan dunia, aksesoris kebanggan yang dimanja dan dipamerkan prestasinya meskipun belum tentu bisa berbakti. Sebagaimana yang Allah nyatakan di dalam QS. Ali-Imran [3] : 14 dan QS. Al-Kahfi [18] : 46
    زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهࣳ حُسْنُ الْمَاٰبِ
    Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (QS.Ali-Imran [3] : 14)
    اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا
    Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al-Kahfi [18] : 46)
  2. Anak sebagai ujian atau pengundang fitnah. Yaitu anak yang membuat orang tua lupa dan lalai kepada tujuan hidup, mengganggu ibadah dan perjuangan (QS. Al-Anfal [8] : 28 dan QS. At-Taghobun [64] : 15).
    وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهُ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
    Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. (QS. Al-Anfal [8]:28)
    اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
    Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allahlah (ada) pahala yang besar.
    (QS. At-Taghobun [64] : 15).
  3. Anak sebagai musuh yang memalukan, mengancam, membahayakan, bahkan membinasakan orang tua di dunia, akhirat, harta, dan jiwa (QS. At-Taghobun [64] : 14).
    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
    Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu memaafkan, menyantuni, dan mengampuni (mereka), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. At-Taghobun [64] : 14)
  4. Anak sebagai cahaya mata, meningkatkan optimisme dunia-akhirat, membanggakan dan membahagiakan, menyenangkan dan menenangkan, serta yang berprestasi dan berbakti (QS. Al-Furqan [25] : 74).
    وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
    Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
    (QS. Al-Furqan [25] : 74)

Anak-anak yang termasuk tipologi ke empat itulah yang seharusnya menjadi obsesi setiap muslim. Anak model inilah yang di mohonkan Nabi Ibrahim dalam do’anya “Yaa Tuhanku berikanlah aku anak-anak yang shalih”. Setiap kita seharusnya jauh hari sebelum memiliki anak, sudah memiliki konsep yang jelas mengenai anak shalih-shalihah yang kita dambakan.

Di dalam Al-Qur’an Allah menggambarkan 5 sifat anak shalih dan shalihah, sebagaimana yang tersirat di dalam QS. Ali-Imran [3]:113-114
لَيْسُوْا سَوَاۤءً ۗ مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اُمَّةٌ قَاۤىِٕمَةٌ يَّتْلُوْنَ اٰيٰتِ اللّٰهِ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُوْنَ
يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
Mereka tidak sama. Di antara Ahlulkitab ada golongan yang lurus. Mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari dalam keadaan bersujud (salat).
Mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang saleh.
(QS. Ali-Imran [3]:113-114)
Diantara ciri-ciri anak shalih/shalihat berdasarkan ayat di atas adalah:

  1. Rajin membaca ayat-ayat Allah, minimal akrab dengan Al-Qur’an.
  2. Rajin beribadah, minimal menegakkan shalat.
  3. Memiliki keimanan yang kuat, minimal kepada Allah dan hari akhir.
  4. Terlibat dalam kehidupan sosial, aktif dalam amar ma’ruf nahi munkar.
  5. Selalu bersemangat berprestasi dalam hal-hal positif.

Dengan bekal keshalihan itulah Allah akan memudahkan urusan dunia hamba-Nya. Mereka akan diwarisi dunia oleh Allah Ta’la. Sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur’an Surat [21] : 105)
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ
Sungguh, Kami telah menuliskan di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam aż-Żikr (Lauh Mahfuz) bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. (QS. Al-Anbiya [21] : 105)

Share Kebaikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *