KeluargaParenting

Prinsip Pendidikan Anak

Anak manusia sangatlah berbeda dengan anak binatang, apalagi dibandingkan dengan anak tumbuh-tumbuhan. Secara teoretis, sebagai makhluk biologis anak akan menjadi makhluk biologis yang baik selama kebutuhan biologisnya dipenuhi. Sebagai contoh: anak sapi yang lahir sebagai pedhet (anak sapi dalam bahasa jawa.red), jika kebutuhan biologisnya dipenuhi dengan baik, maka jika sudah tumbuh dewasa akan menjadi sapi yang baik menurut ukuran per-sapian. Namun tidaklah demikian jika hal tersebut diterapkan dalam menangani anak manusia. Jika anak manusia yang lahir sebagai bayi kemudian kebutuhan yang dipenuhi dengan baik hanya kebutuhan biologisnya saja, maka ketika tumbuh menjadi manusia dewasa tidak akan, atau paling tidak belum tentu menjadi manusia yang baik menurut ukuran ke-manusiaan.

Anak manusia bukanlah sekedar anak biologis, anak manusia perlu tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang manusiawi. Dalam bahasa lain dapat dikatakan bahwa anak manusia bukan sekedar hasil proses reproduksi saja, namun sebagai hasil proses regenerasi. Tidaklah aneh apabila suatu negara menyediakan kementrian kesehatan untuk membantu orang tua melaksanakan proses reproduksi, kemudian disediakan pula kementrian pendidikan untuk membantu orang tua sukses melaksanankan proses regenerasi.

Di masa globalisasi ini rata-rata orang tua merasa sukses dalam melakanakan proses reproduksi, namun rata-rata merasa gagal dalam melaksanakan proses regenerasi. Umumnya orang tua merasa tidak kesulitan jika hanya memfasilitasi anak agar sehat, kuat, dan berat jika diangkat (pertumbuhan fisik), tetapi banyak orang tua mengeluh apabila berbicara tentang bagaimana mendidik anak menjadi takwa, cerdas, dan terampil (perkembangan mental). Secara kuantitatif orang tua merasa sukses, namun secara kualitatif orang tua merasa gagal.

Oleh karena itu agar orang tua dapat merasa sukses dalam melaksanakan fungsi regenerasi, kaderisasi, dan agar anak-anak kita tumbuh kembang sebagai manusia yang manusiawi, saya ingin membagi pengalaman saya dalam mendewasakan 6 orang anak saya. Semoga dengan prinsip-prinsip dalam mendidik anak yang akan saya sampaikan berikutnya dapat memberikan manfaat kepada para pembaca sekalian.

Share Kebaikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *