KeluargaPasangan Hidup

Mengapa Jodoh Saya Sulit

MENGAPA SAYA sulit mendapatkan jodoh padahal saya merindukanya?…. Adalah pertanyaan yang sudah umum kita dengar, sulit atau kesulitan sebenarnya sesuatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Sudah menjadi sunatullah bahwa manusia hidup dipersiapkan untuk menghadapi kesulitan, sulit dari ekonomi, sulit dari cari jodoh, sekolah, sulit hidup rukun, bahkan bisa jadi orang yang secara lahiriah kelihatan hidup enakpun tidak bisa menghindar dari kesulitan, mungkin sulit tidur, sulit kumpul keluarga bahkan sekarang ada gejala yang ngetrend yaitu sulit buang hajat. Oleh karena itu kesulitan mendapat jodoh bukanlah sesuatu yang harus dibesar-besarkan

Kalau kita sudah memahami bahwa hidup itu di takdirkan untuk menghapi kesulitan adalh suatu sikap yang cerdas kalau kita berikhtiar untuk merubah kesulita menjadi kemudahan. Karena pada dasarnya kesulitan dan kemudahan adalh 2 hal yang tidak bisa dipisahkan , bagaikan 2 sisi mata uang “Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”(QS.94:4-6).oleh karna itu setelah kita menerima kesulitan sebagai hal yang di kehendaki Allah terhadap kita, maka kewajiban kita adalah melaksanakan apa yang di kehendaki Allah dari kita , yaitu ikhtiar untuk merubah kesulitan menjadi kemudah”Sesungguhnya allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keaadan yang ada pada diri mereka sendiri”(QS.13:11). Dalam bahasa ikhtiar pada dasarnya tidak ada yang sulit, yang ada adalah letiadaan ilmu untuk menghadapi apa yang disebut kesulitan.Disebut sulit karena kita tidak memiliki ilmu untuk menhdapi kesulitan, bagi yang punya ilmu hal itu adalah persoalan yang mudah .Bagi orang yang memiliki ilmu otomotif,menghadapi kerusakan mobil adalah persoalan yang sepele.Tetapi sebaliknya bagi yang tidak punya ilmu sampai matipun mobil itu tidak akan baik,malah jadi tambah rusak.Demikian halnya dengan,bagi yang tidak punya ilmu pasti akan berbeda dengan yang tidak punya llmu”Adakah sama orang yang punya ilmu dengan yang tidak unya ilmu “(QS.39:9).Tetapi saying sampai sekarang system pendidikan kita masih berkutat pada ilmu cari sarana.Oleh karena itu suapaya manusia mampu menghadapi jatah kesulityan yang ada di dapennya Allah mewajibkan agar dalam  bertindak         manusia mendasari dengan ilmu”dan jaganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya.sesungguhnyabpendegaran,penglihatan dan hati semuanya itu akan di mintai pertagungjawaban nya”(QS.17:36)

Bagi orang yang mrmiliki ilmu tentang perjodohan mungkin memiliki banyak metode untuk mendapakan jodoh . di antara metode untuk mendapatkan jodoh yang sudah di kenal di masyarakat di antara nya adalah :

1.Mencari jodoh

Dalam bahasa jawanya”golek bojo”,mencari, mengandung arti menemukan yang belum ada atau belum nampak. Orang disebut mencari karena jodoh yang diinginkan belum jelas dan belum ada obyeknya. Biasanya sebelum mencari orang yang sudah mendapatkan kriteria. Kriteria yang disusun biasanya bersifat ideal, bahkan terlalu autopis, yang kadang-kadang lupa mengaca diri, dengan bekal criteria tadi orang mencari dalam kenyataan, padahal dalam kenyataan tidfak ada manusia yang ideal. Kalaupun ada yang dianggap yang sesuai dengan kriteria, urusan selanjutnya belum tentu yang ditemukan tadi mau untuk dijadikan sitri atau suami, sebab bisa jadi obyek yang dicari tadi juga memiliki ideal sesuai dengan kriterianya sendiri. Biasanya orang yang menggunakan cara ini tidak mendapat pasangan yang tepat dan cepat. Bahkan berlarut-larut untuk mengambil keputusan, padahal   sudah terlanjur mengorbankan waktu, pikiran, tenaga dan bahkan harga diri.

2.Memilih jodoh dengan selera (syahwat)

Memilih mengandung pengertian bahwa subyek menghadapi obyek yang lebih dari satu. Dikampus ada yang masuk daftar nominasi, di kampong, di organisasi maupun ditempat lain dari ekian banyak alternative tersebut subyek harus menetapkan salah satu obyek. Tetapi ukuran untuk mengambil keputusan adalah selera yang bersifat lahiriah, kecantikan dan ketampanan, keseksian dan kejantanan, kekayaan dan kemewahan, status social dan lain-lain. Cara memilih dengan dasar selera ini, tidak menjamin ketahanan dalam berumah tangga kerena selera itu selalu  mengalami perubahan. Baik yang punya selera maupun yang diselerai bisa berubah-ubah. Bisa jadi setelah menikah dan karier suami menanjak, suami akan  lebih tertarik pada wanita lain yang lebih cantik dan seksi padahal kecantikan dan keseksian istri sudah mulai turun.

3.Memilih atas dasar petunjuk agama

Sama dengan diatas, si subyek memiliki lebih dari satu obyek yang akan diambil. Keputusan yang diambil dengan kriteria agama. Memang agama tidak menolak syarat-syarat lahiriah yang menarik selera (yang disukai) seperti penampilan, ekonomi, keturunan, pendidikan dan popularitas. Tetapi ada syarat yang diatas segalanya yaitu syarat DIN (agama). Tidak sekedar se-agama tetapi juga kualitas pemahamanya dan searah pergerakanya. Dengan ikatan agama inilah yang membuat kebersamaan lebih abadi. Kartena agama dijunjung tinggi, malka apabila persoalan selera terjadi perubahan, agama yang sangat dihormati mampu menjadi kekuatan ajaib yang bisa mengatasinya. Rasulullah SAW menegaskan “perempuan itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunanya, kecantikanya dan karena agamanya, maka ambilah perempuan yang mempunyai agama supaya beruntung hidupmu” (HR. Bukhari Muslim)

4.Menyerahkan kepada orang yang di[percaya (Tsiqoh)

Mungkin ada orang sulit mencari dan bingung padahal ia ingin segera menikah. Maka menyerahkan kepada orang yang di percaya bisa menjadi alternatif yang cukup efektif. Orang yang bsa dipercaya ini bisa jadi orangf tuanya sendiri,kakak atau adiknya, teman dekatnya, ustadz-ustadznya,murabinya, dan lainya. Meskipun sudah di serahkan kepada yang di percaya maka prinsip kebebasan menerima dan menolak harus tetap di hargai. Jangan sampai menerima dengan  takut dan segan sebab pernikahan yang dilandasi keterpaksaan akan bernampak negatif, tidak saja antar pasangan suami istri tetapi juga akan menjadi masalah antara yang di percaya dengan yang menaruh kepercayan. Kehati-hatian memilih orang yang diberi kepercayaan adalah hal yang tidak bisa di abaikan. Banyak terjadi, bagaimanapun mereka adalah manusia, kadang terselip ingin “dagangannya” segera laku hingga ada sedikit tidak obyektif dalam melaksanakan tugas sebagai pengemban amanah.

  1. mengusulkan kepada perantara

Dalam proses interaksi sosial diakui atau tidak kadang kadang secara tidak sengaja tidak menemukan orang yang nampaknya pas menjadi pasangan ideal kita dan dia hanya satu-satunya, nampaknya pada waktu itu sudah tidak ada yang  lain. Dia adalah satu-satunya. Keadaan semacam inilah yang dialami muhammad dengan khatijah, musa dengan  anak syu’aib, zulaikha dengan yusuf. Ali dan fatimah dan lain-lain, tokoh-tokoh besar biasanya mendapat jodoh dengan cara ini. Namun demi kesucian dan kehormatan untuk mendapatkan calon yang diincar tadi, mereka melalui perantara atau mediator. Tetapi juga tidak sedikit orang yang menghadapi situasi seperti tersebut diatas, lantas di prises sendiri, akhirnya terjadilah proses yang disebur pacaran. Biasanya orang yang pacaran sering mengabaikan kesucian dan kehormatan. Akibatnya kecelakaan dan putus hubungan di tengah jalan sulit di hindarkan .

6.bertawakal kepada allah

Cara ini sering di pakai oleh orang-orang yang memiliki keimanan yang tinggi, mereka yakin bahwa masalah jodoh adalah urusan Allah. Soal siapa, dimana dan bagaimana, diwujudkannya dalam do’a demi do’a.tugasnya sebagai penerima jatah jodoh adalah menyiapkan diri untuk menerima dengan ikhlas apabila Allah sudah berkenan mendatangkannya. Hak ikhtiar adalah untuk meningkatkan kualitas diri , mencari ilmu, beramal sholeh,silaturrahim, jighad fi sabilillah dan lain-lain akltifitas yang produktif. Mereka yakin kegiatan-kegiatan tersebut meskipun tidak di niatkan untuk mendapatkan jodoh pasti akan menjadi wasilah atau media datangnya jodoh. Do’a demi do’a dalam mendapatkan jodoh ini juga akhirnya di pakai oleh orang-orang yang setelah berupaya dengan cara yang lain tetapi tidak pernah berhasil. Mencari tidak kertemu, memilih juga bingung, mengincar malah di tolak, menyerahkan kepada orang yang di percaya malah di ambil sendiri. Yaaa……,akhirnya dikembalikan kepada siapa lagi selain kepada yang maha kuasa dan maha dapat di percaya.

Share Kebaikan