Kecerdasan CintaKeluarga

Kecerdasan Cinta

Apa Itu Cinta ?

Mencintai dicintai fitrah manusia

Setiap insan di dunia akan merasakannya

Indah ceria kadang merana, itulah rasanya cinta

            Berlindunglah pada Allah dari cinta palsu

            Melainkan manusia hingga berpaling dari-Nya

            Menipu daya dan melenakan, sadarilah wahai kawan

Cinta adalah karunianya. Bila dijaga dengan sempurna

Resah menimpa gundah menjelma

Jika cinta tak dipelihara

            Cinta pada Allah,cinta yang hakiki

            Cinta pada Allah,cinta yang sejati

            Bersihkan diri, gapailah cinta, cinta ilahi

Utamakan cinta pada-Nya, terjagalah amalan kita

Binalah selalu cinta ilahi, hidup tak akan bahagia

(Nasyid The Fikir Bandung)

 

Cinta ADALAH salah satu kata yang mungkin paling sering didengar, diucapkan, dirasakan, difikir dan diekspresikan oleh manusia.Anak kecil, remaja, orang dewasa sampai orang tua pun tidak asing dengan kata cinta. Semua orang membicarakan, merindukan, meraih bahkan memperebutkan cinta. Anehnya, meskipun tidak ada manusia yang tidak mengenal cinta, namun sampai sekarang belum ada manusia yang mampu memberikan pengertian ma’na cinta yang memuaskan. Cinta adalah sesuatu yang jelas keberadaannya tapi sulit dijelaskan ma’nanya. Nampaknya belum ada sebuah definisi yang definitive tentang cinta. Cinta adalah sebuah misteri. Entah berapa syair yang di gubah, lagu yang didendangkan, novel yang ditulis dan filmkan, sinetron, telenovela, ketoprak, lundruk dan lain-lain media budaya, toh tetap saja tidak mampu menjelas-tuntaskan makhluk apa yang namanya cinta.

Tempat-tempat seperti rumah, sekolah, kampus, pantai, hotel, hutan, pinggir-pinggir jalan, restoran bahkan tempat ibadah pun tetap menjadi saksi bisu ketika harus berhadapan dengan cinta. Yang sedih, yang cengeng, yang manja, yang stres, yang gila, yang putus sekolah dan kuliahyang di PHK, yang difitnah, yang murtad, yang erusir pun tidak mampu memaknai cinta. Bahkan entah sudah berapa korban yang bergelimpangan mulai yang dirayu , yang ditipu, yang diperkosa, yang hamil tanpa pertanggungjawaban, yang dibunuh dan yang dicincang tetap saja cinta menjadi sebuah rahasia.

Karena cinta adalah persoalan kita, kebutuhan kita, kebuthan kita bahkan cinta adalah nafas kita, rasanya, tidak pantas jika kita putus asa untuk mencoba mengenalnya. Film terlaris tahun 2002,’’Ada Apa dengan Cinta’’ pun mungkin akan menambah kekecewaan dan kebingungan kita untuk memahami cinta karena kita terang-terangan ditipu dan dieksploitir habis-habisan dikarena kan mereka tahu atas kepenasaran  kita tentang cinta. Para ahli  pun berusaha maksimal untuk membantu agar bias memahami dan mensyukuri cint dengan benar. Kalau para seniman lebih sering mendrmatisir cinta maka para ulama, filsuf, psikologi, dan lain-lain berusaha untuk memahami cinta secara rasional. Diantara sekian banyak pakar yang membahas cinta misalnya Ibnu Qoyyim Al Jauziyah’’Taman orang-orang Jatuh cinta dan Memendam Rindu’’Penerbit Darul Falah, Abdullah Nasih Ulman’’Manajemen Cinta’’ Penerbit  H.I. Press, Erich Fromm’’Seni Mencintai/the art of loving’’ , Leone Ebroe’’The Fhilosophy of love’’ , bahkan Abdurrasyid Ridho, alumnus IAIN Sunan Kalijaga tahum 1996 lulus dengan skipsi’’Memasuki Ma’na Cinta’’ , di terbitkan pustaka pelajar.

Dari kita mendengar, melihat, membaca bahkan mengalami, ada kesempatan bahwa cinta adalah mekanisme hati; ungkapan ‘’Dari mana datangnya lintah, dari darat turun kekali, dari mana datingnya  cinta dari mata turun kehati’’ menunjukkan pengalaman kita dalam menerima cinta. Lambang cinta sering di wujudkan dalam bentuk daun waru warna merah sebagai symbol hati. Ketika seorang ibu melihat anaknya jatuuh cinta, nalurinya muncul sehingga perlu berpesan’’hati-hati’’ ya…. Ekspresi penyanyi maupun artis jika tampil membawakan lagu cinta atau akting bercinta  selalu memegang dada dan bukan kepala, sehingga Ibnul Qayyim pun pernah menguntip sepenggal syir cinta’’Angan-angan tentang dirimu slalu ada di mataku, ingatan dirimu slau ada di matakau, TEMPAT KEMBALIMU ADA DIHATIKU , tapa kemana gerangan engkau hilang dariku ?’’

Jika cinta diakui sebagai makanisme hati, lantas mekanisme yang bagaimana? Rasulullah s . a . w.  melukiskan hati manusia sebagaimana dalam sabdanya, ‘’Ingatlah sesungguhnya didalam tubuh ini ada segumpal daging. Apabila ia baik, maka baik pula seluruh tubuh, apabila rusak, maka , maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah ia adalah hati’’(HR Bukhari muslim ). Bimbo pun dalam lagunya melantunkan’’Hati adalah cermin, tempat pahala dan dosa berpadu’’. Maka tidak salah kalau kita tegaskan  ’’Hati adalah tempayan tempat cinta dan benci bersembayan.’’ Jika hati tempat bersembayanmay cinta dan benci, maka kita bias memaknai bahwa cinta adalah mekanismehati yang berjembang secara positif sehimgga mampu mengantarkan penghayatannya mengembangkan husnudzon(prasangka baik/positive thingking). Sedangkan lawan cinta adalah benci, yaitu mekanisme hati yang berkembang secara negative sehingga membuat penghayatnya mengembangkan su’udzon(prasangka buruk/negative thingking). Karena inta sering juga mmelahirkan logika terbalik,’’Kalau cinta sudah lengket tahi kucing pun rasa coklat’’ , ‘’yen wis kadhung trisna, wingka katon kencana’’.

Karakteristik Cinta

Usaha kita untuk memahami cinta dengan Syair Ungkapan dan definisi diatas mungkin akan lebih sempurna apabila kita bantu Dengan memahami karakteristiknya atau ciri-cirinya. Alquran sebagai buku petunjuk operasional manusia yang diterbitkan oleh produsennya yaitu Allah SWT adalah kitab yang pantas dan paling berhak membicarakan manusia dan persoalannya termasuk ketika ingin mengerti tentang persoalan cinta. Dari sekian banyak istilah yang paling sering disebut dan digunakan adalah kata yang berakar kata hubb. Tidak kurang dari 83 kali Alquran menyebut dan membaca Cinta dari akar kata hubb. Kata hubb inilah yang dipahami al-quran untuk menyebut hubungan cinta secara luas dan detail. mulai dari cinta yang berkaitan dengan realitas terendah sampai dengan nilai tertinggi termasuk hubungan cinta antara Allah dengan orang-orang yang beriman. ”Allah cinta kepada mereka dan merekapun Mencintai-Nya” (QS. 5:54). Hubungan Allah dengan orang-orang yang beriman adalah hubungan saling mencintai. Karena Allah Dzat yang maha sempurna maka tidak ada istilah “bertepuk sebelah tangan ketika bercinta denganNya”. Siapapun yang berinisiatif mencintainyaNya pasti akan terbalas cintanya, Katakanlah “Jika kamu benar-benar mencintai Allah Ikuti aku (Rasul) niscaya Allah akan membalas cintamu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS.3:31). Memahami kesempurnaan Allah termasuk kesempurnaan cintaNya, maka orang yang beriman amat sangat mencintai Allah bahkan dialah segalanya sehingga Iman sering diartikan sebagai kekuatan dalam hati manusia yang mampu mengantarkan pemahaman dan penghayatan mencintai Allah lebih dari siapapun “dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah ….” (QS. 2:165).

Iman adalah cinta dengan demikian kita bisa memahami karakteristik cinta dengan mengadopsi karakteristik iman menurut Alquran. Sekarang banyak karakteristik iman yang sering disebut dalam Alquran namun dalam kaitan dengan Cinta Kita bisa belajar dari karakteristik yang disebut di dalam surah al-anfal ayat 2 sampai dengan 4. “sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhan lah mereka bertawakal yaitu orang-orang yang mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya…” (QS8:2-4).

Dari ayat diatas kita bisa mendapat informasi ada lima tanda bagi orang yang benar-benar beriman. Oleh karena itu tanda-tanda Iman di atas kita Terjemahkan dalam Bahasa cinta sebagai berikut:

  1. Apabila disebut nama yang dicintai bergetarlah hatinya

Cinta mampu membuat apabila nama yang dicintai disebut bergetar hatinya entah itu benda tempat orang ataupun yang kita cintai apabila disebut ada perasaan lain dalam hati kita. Orang Bantul yang merantau akan ada perasaan lain ketika Mendengar orang berbicara tentang perbantulan lebih ekstrem lagi jika ada seorang laki-laki bernama Didik mencintai wanita bernama jebrak maka bila nama jebrak disebut bersama dengan nama-nama lain yang lebih indah maka yang menggetarkan hati Didik bukan yang lain melainkan nama jebrak, ingat kalau cinta sudah lengket tahi kucing pun terasa coklat. Nama jebrak yang estetik tidak menarik tapi jika dibingkai oleh rasa cinta persoalannya akan jadi lain. Jika di dalam hati kita ada Iman maka perasaan kita akan lain jika mendengar Allah disebut bersama dengan Tuhan Tuhan lain.

  1. Apabila di Tunjukkan bukti bukti kehebatan yang dicintai akan semakin kuat rasa cintanya

Jika iman bisa naik bisa turun maka cinta pun Bisa bertambah dan bisa berkurang bahkan bisa hilang dan tidak jarang berubah total jadi kebencian. Bertambahnya cinta karena bukti (ayat), bagi orang yang beriman ayat-ayat Allah dianggap sebagai media untuk meningkatkan iman. Jika ayat allah yang dibutuhkan orang-orang yang beriman ada dua yaitu ayat Qouliah (pernyataan) dan ayat kauniah (kenyataan) maka cinta otomatis kita butuh 2 ayat sekaligus yaitu pernyataan dan kenyataan janji dan bukti ucapan dan perbuatan. Pernyataan tanpa kenyataan adalah gombal sedangkan kenyataan tanpa tanpa pernyataan akan terasa hambar.

  1. Adanya kebasahan kepada yang dicintai

Iman tidak sekedar percaya tetapi sudah pada tingkat menaruh kepercayaan. Banyak orang percaya kepada Allah tetapi tidak banyak orang yang menaruh kepercayaan kepadaNya. Begitu mudahnya Mereka bilang jodoh itu urusan tuhan Tapi saat mendapatkan jodoh justru curiga kepada rambu yang ditetapkan Tuhan. Maka orang Yang Bercinta selalu menunjukkan pernyataan dan kenyataan kepasrahan terhadap yang dicintai, “Apapun yang terjadi demi dikau”. Bahkan saking cintanya Banyak wanita yang pasrah ketika akan dinikmati ditipu dieksploitasi bahkan pasrah ketika scenario untuk dibunuh dan dicincang.

  1. Adanya Kerinduan untuk bertemu dan bersama

Dalam Bahasa Sufi ada ungkapan “shalat itu mi’rajnya orang beriman”. Mi’raj artinya beraudiensi, sowan atau dalam bahasa cintanya “apel rutin”. Orang jatuh cinta adalah mereka yang memendam Rindu. Dorongan untuk bertemu sangat menggebu-gebu untuk itu biasanya mereka Hilang Rasa malu tidak terkontrol melakukan sesuatu yang tabu bercumbu rayu seakan tidak ada orang yang tahu bahkan tuan rumah dianggap sebagai tamu calon mertua dianggap sebagai pengganggu.

  1. Kesiapan untuk berkorban

Cinta adalah pengorbanan sebagai puncaknya. Cinta Tanpa pengorbanan adalah cinta palsu. Dalam dunia cinta berlaku dalil “jangankan yang diminta yang tidak diminta pun ditawar tawarkan”. Berkorban pada dasarnya sebuah kerugian penderitaan dan kehilangan Tetapi bila dipindah dengan semangat cinta pengorbanan adalah kebanggaan kepuasan kebahagiaan bahkan kehormatan. Keselamatan kebenaran sampai keberadaannya dikorbankan Demi Cinta. Oleh karena itu bagi orang yang beriman beribadah bersedekah berdakwah berjihad bahkan Syahid terbunuh diyakini sebagai bukti cintanya kepada Allah, mereka bahagia dengan itu.

Dengan ciri-ciri diatas Cinta mampu menjadi kekuatan yang maha dahsyat bagi manusia. Cinta adalah sumber energy dan semangat peristiwa-peristiwa Sejarah adalah lahir dari cinta. Bangunan-bangunan spektakuler kebanyakan dibangun juga karena adanya perasaan cinta. Bahkan banyak orang besar yang sukses Justru karena putus cinta mereka merasa dikecewakan cinta kalau begitu Ada Apa Dengan Cinta?

Share Kebaikan