Al-Qur`anAqidahTarikhUncategorized

Jejak Palestina yang terjajah

Masjid Al Aqsa tempat suci sakral milik umat Islam. Keseluruhan masjid Suci Umat islam adalah Masjidil Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah & Masjidil Aqsha di palestina. Masjid Al-Aqsha berada di Yerusalem Timur, wilayah Kota Tua yang dibayangi kekuasaan Israel saat ini. Tempat suci ini menjadi saksi bisu konflik berkepanjangan penganut agama-agama samawi ; Yahudi, Kristen, dan Islam.

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

( Q.S. Al-Isra 1 )

Masjid Al Aqsa Sebenarnya adalah keseluruhan dari kompleks Al-Haram Asy-Syarif, Al-Quds, seluas 14 hektare. Unsur penyusun komplek tersebut meliputi Jami’ Al Aqsa kubah berwarna perak, dan Dome of The Rock, Qubbah Shakhra’, kubah berwarna emas, yang diyakini sebagai tempat pijakan Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj. Masjid The Dome of The Rock inilah yang sering disangka sebagai Masjid Al-Aqsa.

Bangunan suci bersejarah tersebut menjadi pusaka kehormatan manusia beragama yang diberebutkan hingga menjadi konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Salah satu pemicu konflik adalah adanya pergerakan dari kaum Yahudi untuk beribadah di kompleks suci tersebut. Yahudi menyebut kompleks Al-Haram Asy-Syarif sebagai ‘Temple Mount’ atau Bukit Suci.

Bait Suci pertama dibangun oleh Sulaiman (Salomo) putra Dawud (Daud A.S.) pada tahun 957 SM dan dihancurkan Babilonia pada 586 SM. Bait Suci kedua dibangun pada tahun 516 SM dan dihancurkan oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 70 M. Umat Yahudi dan Kristen juga percaya bahwa peristiwa Ibrahim (Abraham) yang hendak menyembelih putranya, Ishak, juga dilakukan di tempat ini. Masjid Al Aqsa juga memiliki kaitan erat dengan para nabi dan tokoh Bani Israel yang juga disucikan dan dihormati dalam ketiga agama.

Pada tahun 637, umat Islam mengambil alih penguasaan atas Yerusalem dari tangan Romawi Timur pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khaththab. Kondisi ompleks reruntuhan Bait Suci, dikenal dengan sebutan Masjid Al Aqsa atau (Baitul Maqdis) oleh umat Islam, ditemukan Umar dalam keadaan tidak terawat.

Meski begitu, Umar kemudian menemukan Batu Fondasi atas bantuan Ka’b Al Ahbar, seorang Yahudi yang telah masuk Islam. Batu ini diyakini sebagai titik pijakan Nabi Muhammad naik ke langit dalam kepercayaan umat Islam dan tempat Nabi Ibrahim (Abraham) hendak menyembelih anaknya, Ishaq, dalam kepercayaan umat Yahudi. Al Ahbar mengusulkan untuk membangun masjid di sebelah utara batu tersebut agar umat Islam dapat menghadap ke arah Ka’bah dan batu tersebut dalam satu garis lurus saat shalat. Namun Umar menolak gagasan itu dan membangun masjid di selatan batu.

Pada masa kepemimpinan Dinasti Ummayyah, kekhalifahannya memerintahkan perawatan pembangunan kompleks Al Aqsa. Pada tahun 691, didirikan sebuah bangunan segi delapan berkubah yang menaungi Batu Fondasi oleh Khalifah Abdul Malik. Bangunan itu yang kemudian dikenal dengan Qubah Shakhrah, secara harfiah bermakna kubah batu. beberapa bangunannya masih bertahan hingga saat ini, di antaranya adalah Jami’ Al Aqsa dan Qubah Shakhrah. Qubah Shakhrah sendiri diselesaikan pada tahun 692 M, menjadikannya sebagai salah satu bangunan Islam tertua di dunia.

Ketika kemenangan umat Kristen pada Perang Salib Pertama pada tahun 1099, pengelolaan Masjidil Al Aqsa lepas dari tangan umat Islam. Jami’ Al Aqsa diubah menjadi istana dan dinamakan Templum Solomonis atau Kuil Sulaiman (Salomo), Qubah Shakhrah diubah menjadi gereja dan dinamakan Templum Domini atau Kuil Tuhan. Masjid Al Aqsa menjadi salah satu lambang penting di Yerusalem dan gambar Kubah Batu tercetak dalam koin yang dikeluarkan oleh Kerajaan Kristen Yerusalem.

Masjid Al Aqsa kembali pada fungsi semula setelah umat Islam berhasil mengambil alih kepemimpinan kompleks ini pada masa Shalahuddin Al Ayyubi. Umat Islam mengelola Masjid Al Aqsa sebagai wakaf tanpa gangguan hingga pendudukan Israel atas Yerusalem tahun 1967.

Setelah memenangkan perang, Israel menyerahkan kekuasaan Masjid Al Aqsa kepada lembaga wakaf Islam yang mandiri dari pemerintahan Israel. Namun, Angkatan Pertahanan Israel diperbolehkan berpatroli dan melakukan pengawasan ketat atas Al-Quds (Baitul Maqdis) itu.

Kepemilikan Masjid Al Aqsa merupakan salah satu isu dalam konflik Israel-Palestina. Israel mengklaim kekuasaan atas masjid tersebut dan juga seluruh Bukit Bait Suci, tetapi Palestina memegang perwalian secara tak resmi melalui lembaga wakaf. Selama negosiasi di Pertemuan Camp David 2000, Palestina meminta kepemilikan penuh masjid ini serta situs-situs suci Islam lainnya yang berada di Yerusalem Timur.

Masjid Al Aqsa akan berhasil dibebaskan dari kekuasaan Israel seperti halnya Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dari kekuasaan Salib Kristen di Abad imperium islam masih tumbuh normal berjaya bilamana Palestina dan umat Islam bersatu melawan pendudukan Israel. Persatuan rakyat Palestina dan umat Islam sangat penting guna mengusir penaklukan Yahudi atas Yerusalem Timur.

Semoga Kawasan Al Aqsa yang digambarkan dalam Al-Quran sebagai warisan suci umat, yang memiliki nilai sejarah ketuhanan makhluk manusia, memiliki keberkahan lughur akan kembali dalam naungan umat Islam, sehingga keberkahannya meliputi umat Islam seluruh dunia.

Share Kebaikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *