kumpulan peristiwa jejak dakwah islam di bulan rabiul awal.
Rabiul Awal sebagai bulan ketiga dalam sistem penanggalan islam sistem Kalender Hijriah. Bulan Rabiul Awal menjadi bulan istimewa, yang di dalamnya terdapat sejumlah peristiwa besar yang juga penting dalam sejarah dakwah Islam. Bulan Rabiul Awal ini memiliki makna khusus dengan adanya sejumlah peristiwa besar dan penting yang terjadi. Beberapa makna arti terjemahan indonesia yang pas kata Rabi miliki arti musim bunga dan al Awwal artinya pertama. Bulan Rabiul Awal adalah bulan dimana bermulanya musim bunga bagi tanaman (musim semi). Bedasarkan musim-musim di Jazirah Arab, saat bulan Rabiul Awal tanaman buah-buahan mulai berbunga dan kemudian berbuah. Rangkuman Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Bulan Rabiul Awal sebagai berikut.
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun gajah atau bertepatan dengan 23 April 571 Masehi. Hal ini diperkuat dengan penjelasan ahli sejarah dan ahli tafsir, Ibnu Katsir rahimahullah, beliau berkata,
“Dari Jabir dan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun Gajah, Hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal, dan pada tanggal tersebut diutus menjadi Nabi, melakukan Mi’raj ke langit, berhijrah dan wafat,”
Bulan Muharram memang ditetapkan sebagai awal perhitungan tahun Hijriyah. Akan tetapi, hijrahnya Nabi Muhammad SAW sendiri tidak terjadi pada bulan Muharram, melainkan pada bulan Rabiul Awal.
Dalam Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Mubarakfuri disebutkan bahwa Beliau mulai berhijrah meninggalkan Gua Tsur pada malam Senin tanggal 1 Rabiul Awal tahun 1 Hijriyah (16 September 622 M).
Nabi sampai di Quba hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal tahun 1 H (23 September 622 M), lalu berdiam di sana selama empat hari, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis.
Nabi Muhammad SAW selanjutnya memasuki Madinah pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 H.
Momentum itu bisa dikatakan sebagai proklamasi tegaknya negara Islam di Madinah. Di bulan Rabiul Awal itu juga menjadi era baru fase dakwah setelah 13 tahun Rasulullah SAW berdakwah di Makkah dengan segala lika-liku dan suka duka rintangannya.
Di Madinah pula Rasul SAW menerapkan Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya dalam aspek aqidah, ibadah dan muamalah yang masih terbatas seperti halnya di Makkah.
Di kemudian hari, Rasul pun berhasil menaklukkan kota Makkah dan memimpin masyarakat Islam hampir di seluruh jazirah Arab.
Di Quba, saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Mekkah ke Madinah, Nabi tinggal di rumah keluarga Amr bin Auf selama empat hari.
Di sana, Nabi Muhammad SAW membangun masjid pertama, Masjid Quba. Setelah 4 hari singgah di rumah Amr bin Auf, Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan menuju Madinah.
Di tengah perjalanan Nabi Muhammad mendapatkan wahyu untuk mengerjakan salat Jumat.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman. Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” Surah Al-Jumuah ayat 9.
Maka, Nabi Muhammad SAW melakukan shalat Jumat bersama dengan para sahabat, lalu berkhutbah. Hal ini menjadi cacatan pertama shalat Jumat dilakukan dan menjadi hari besar umat Islam.
- Terjadinya Peperangan Islam Melawan Kaum Kafir Perang Badar I (Perang Safwan) terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun 2 Hjriah.
Ekspedisi perang Safwan (bahasa Arab: غزوة سفوان, = gazwah safwān) juga dikenal dengan Invasi Badar Pertama terjadi setelah Perang Waddan. Ekspedisi diperintahkan oleh Muhammad setelah ia menerima informasi bahwa Kurz bin Jabir al-Fihri mencuri beberapa ternak milik Muslim. Oleh karena itu, Muhammad memerintahkan sekitar 70 Muslim, untuk mengejar dia ke Safwan, sebuah daerah di pinggiran Badar, tetapi Kurz bin Jabir al-Fihri berhasil melarikan diri.
Pada bulan Rabiul Awal, Nabi Muhammad SAW wafat. Tepatnya pada hari Senin 12 Rabiul Awal 11 Hijriah bertepatan dengan.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia 8 Juni 632 Masehi (12 Rabiul Awal tahun 11 H dalam penanggalan Hijriyah), dimakamkan dengan beralaskan sebuah kain merah, kemudian setelah itu, sebuah batu ditancapkan di atasnya. Kuburan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditinggikan sekitar satu jengkal dari tanah semula. Setelah pemakaman selesai, Anas Radhiyallahua anhu lewat didepan rumah Fathimah binti Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Fathimah Radhiyallahu anhuma berkata kepada Anas Radhiyallahua anhu, “Wahai Anas! Apakah kalian sanggup menimbunkan pasir ke jenazah Rasûlullâh?!”
Wahai saudara-saudaraku, kaum Muslimin dan Muslimat! Setiap orang yang meninggal dunia itu memiliki warisan. Namun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mewariskan atau tidak meninggalkan dirham apalagi dinar. Ilmu yang merupakan warisan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah hilang sampai hari kiamat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Sesungguhnya para Ulama itu adalah pewaris para Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . dan sesungguhnya para Nabi itu tidak meninggalkan dinar juga tidak dirham, namun mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak
PELAJARAN PENTING
Kaum Muslimin! sesungguhnya apa yang kita bahas tadi tentang kematian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan hal yang sangat besar yang telah menimpa umat. Setiap Mukmin harus mengambil pelajaran dari kisah kematian Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau adalah khalîlullâh (kekasih Allâh), meski demikian, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap mengalami kematian. Jika seandainya ada orang yang berhak hidup kekal di dunia, tentu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diantara yang berhak untuk kekal di dunia. Akan tetapi, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru mengalami kematian, Masih adakah orang yang menyangka atau meyakini bahwa dia tidak akan mati??? Demi Allâh! Rabbnya Ka’bah! Tidak akan ada seorang pun yang kekal hidup di dunia. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian. [Ali Imran/3:185]
Pada hari Rasulullah wafat, para sahabat yang sedih juga khawatir dengan kekosongan pemerintahan umat Islam. Pada Saat itu juga Abu Bakar diangkat sebagai khalifah pertama umat Islam. Dalam as-Sirah an-Nabawiyah-nya, Ibnu Katsir menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H.
Ibnu Katsir berkata, “Inilah tanggal yang dipastikan oleh Al-Waqidi dan Muhammad bin Saad”. Wafatnya Nabi Saw ini menjadi pertanda lahirnya negara Khilafah Rasyidah. Sebab pada hari yang sama, bahkan sebelum jenazah Nabi Muhammad SAW dimakamkan, umat Islam telah membaiat Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah di Saqifah Bani Saidah.