Keutamaan Bulan Shafar
Kabar Burung kesialan di bulan-bulan tertentu sudah menjadi kabar utama di masyarakat zaman dahulu. Masyarakat Awal Arab Jahiliyah pun mempunyai banyak anggapan soal waktu. salah satu anggapan jaman dahulu bulan Safar sebagai bulan ‘Sial’. Mereka meyakini bulan Shafar sebagai waktunya Allah menurunkan hukuman dan azab ke dunia. Karena itu banyak musibah dan bencana diyakini akan terjadi di bulan Safar. perkembangan ilmu agama, perkembangan keilmuan islam mampu mengubah nalar keilmuwan masyarakat arab dan masyarakat dunia pada umumnya.
penalaran beragama dengan nilai ketuhanan yang kokoh mampu mendidik manusia cerdas di zaman dahulu dizaman Rasulullah SAW. Padahal ketika itu peradaban manusia tidak secerah saat ini. Waktu itu keilmuwan manusia buntu oleh pengaruh nafsu maksiat, waktu itu kecerdasan ruhani manusia buntu dalam zona kegelapan was-was syaitan. Kemudian islam datang mencerahkan penalaran itu membimbing manusia kembali ke jalan ilahiyah yang hak, dimana telah raib ajaran-ajaran kenabian itu karena lamanya waktu.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ النَّبيُّ : لاَ عَدْوَى, وَلاَ طِيَرَةَ , وَأُحِبُّ الْفَأْلَ الصَّالِحَ
Dituturkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Safar”(HR.Bukhari dan Muslim).
sebagai penyemangat beribadah semangat bekerja istiqomah di bulan shafar ini kami rangkung beberapa rangkuman keutamaan bulan shafar.
- Bulan Safar sebagai Bulan untuk Memperkuat Iman
Jangan terpengaruh ketakutan atau kecemasan hanya di bulan Shafar. Ketakutan kecemasan akan senantiasa meliput manusia disaat apapun juga. dengan memasuki bulan shafar ini manusia muslim harus tetap taat serta memperkuat iman. Sebagai seorang muslim, memperkuat iman dan takwa harus dilakukan setiap saat, termasuk di bulan Safar. Caranya dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui berbagai amal sholeh. - Bulan Safar sebagai Saat untuk Meyakini Ketetapan Allah
Menjadi cara untuk meyakini ketetapan Allah. Apabila memang terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, maka kita sebagai orang beriman harus yakin bahwa itu adalah kehendak Allah. Segala peristiwa buruk merupakan kehendak Allah. Dan dengan kekuasaan Allah pula kesulitan itu hilang.
Sebagaimana firman Allah,
وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Yunus: 107).
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
“Katakanlah, ’Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS.At Taubah: 51).
- Bulan Safar sebagai Saat untuk Menjaga Diri dari Kemusyrikan
Jika masih beranggapan Shafar adalah ‘bulan sial’, maka itu sangat bertentangan dengan kesempurnaan iman tauhid manusia. Misalnya mempercayai sesuatu selain Allah sebagai penolak bala. Karena itu, keutamaan bulan Safar di sini ialah menjadi waktu dimana manusia islam harus waspada. Manusia yang beriman, harus menjaga diri dari perbuatan musyrik yang merusak tauhid kita. - Bulan Safar sebagai Saat untuk Meningkatkan Tawakal kepada Allah
peningkatan ketakwaan dengan memperbanyak amal sholeh, peningkatan iman dengan tawakal kepada Allah. Tawakal berarti sepenuh hati bersandar kepada Allah dalam segala urusan. - Memperbanyak Taubat
Sebagai manusia biasa, memang seyogyanya memperbanyak taubat memperbanyak kewaspadaan. Kurang tawakal kepada Allah, kemudian meyakini makhluk lain sebagai penyebab kemudharatan merupakan penyakir besar. Padahal itu semua adalah kehendak Allah. Dengan demikian, bulan Safar bisa menjadi waktu tepat untuk introspeksi dan bertaubat. Apakah kita sudah bertawakal sepenuh hati kepada Allah, atau masih banyak yang perlu diperbaiki. - Bulan Safar sebagai Saat untuk Mengakui Dosa-Dosa
Di samping mitos dan takhayul di bulan Safar yang banyak mendatangkan kesialan, sebagai seorang mukmin kita harus sering berintrospeksi terhadap dosa-dosa. Peristiwa buruk yang terjadi pada diri kita bukan disebabkan karena bulan Safar atau karena makhluk lain, melainkan karena diri kita sendiri.
Musibah bisa datang kepada kita karena maksiat dan dosa yang kita lakukan. Sebagaimana firman Allah, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.Asy Syuraa: 30). Seiring dengan taubat yang kita lakukan, akuilah dosa-dosa yang telah kita perbuat.
- Saat Bertasbih kepada Allah
Dengan mengakui dosa-dosa, kita bisa mengiringinya dengan mengagungkan dan mensucikan Allah. Karena itu, bulan Safar bisa menjadi saat untuk memperbanyak tasbih kepada Allah. - Terjadinya Peristiwa Hijrah Rasulullah
Di bulan Safar, Rasulullah mendengar bahwa kaum kafir Quraisy akan membunuhnya. Beliau kemudian hijrah menuju Yatsrib (kini Madinah) bersama Abu Bakar Ash Shiddiq. Di sana, Rasulullah dan dakwah beliau disambut oleh kaum Anshor. - Saat untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Sebagaimana hijrahnya Rasulullah, bulan Safar bisa menjadi momen bagi kita untuk berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik. Keutamaan bulan Safar ini bisa kita lakukan setelah mengetahui kekurangan atau dosa yang harus kita perbaiki. - Saat untuk Memperbaiki Hati
Hati adalah bagian dari diri manusia yang akan dilihat Allah. Allah mengetahui siapa saja yang di hatinya ada iman dan niat baik karena Allah. Karena itu, alih-alih cemas terhadap mitos bala yang akan datang di bulan Safar, kita hendaknya menjaga hati agar tetap bersih. Sehingga Allah bisa memberi petunjuk untuk menuju ke arah kebaikan.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Allah berfirman, “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.At Taghabun: 11).
- Bulan Safar sebagai Kesempatan untuk Bertafakur terhadap Kekuasaan Allah
Alih-alih berfokus pada peristiwa buruk yang terjadi, jika melihat kejadian yang tidak menyenangkan di bulan Safar, kita hendaknya bertafakur dan melihat kekuasaan Allah. Sebagaimana firman Allah, “Allah-lah yang menciptakan, mengatur, menguasai, mengizinkan segala sesuatu terjadi sesuai dengan takdir-Nya.” (QS.Yunus: 31-33) - Bulan Safar sebagai Saat untuk Memperbanyak Doa
Hanya Allah yang bisa mencegah kemudharatan pada diri seseorang. Karena itu, kita bisa menjadikan bulan Safar sebagai waktu untuk berdoa memohon perlindungan pada Allah. Sebagaimana di bulan-bulan lainnya.
وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Allah berfirman, “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Yunus: 107).
- Bulan Safar sebagai Waktu untuk Mulai Memperbanyak Syukur
Keutamaan bulan Safar selanjutnya adalah kesempatan untuk memperbanyak bersyukur kepada Allah. Di samping peristiwa buruk yang dicemaskan bisa terjadi, ternyata masih banyak nikmat Allah yang perlu kita syukuri. - Sebagai Saat untuk Mendekatkan Diri kepada Al Quran
Al Quran adalah pedoman bagi manusia untuk memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Agar selalu selamat dan diberi petunjuk, hendaknya di bulan Safar kita mulai mendekatkan diri kepada Al Quran. - Sebagai Saat untuk Menghapus Mitos dan Takhayul
Keyakinan kita terhadap mitos dan takhayul (bukan hanya yang terjadi di bulan Safar) harus segera dihapuskan. Cara yang diajarkan Rasulullah untuk menghapusnya adalah dengan menguatkan keyakinan pada Allah.
مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَنْ يَقُوْلَ أَحَدُهُمْ :اَللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang keperluannya tidak dilaksanakan disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya, ’Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu?’ Beliau bersabda; ’Hendaklah engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau’.” (HR.Ahmad dan At Thabrani).
sumber : detik.com keutamaan shafar