Kecerdasan CintaKeluargaMasa Depan CerdasParenting

Mengarahkan Kecerdasan Generasi Muda

Sebagai generasi muda atau manusia masa depan, maka mereka harus dididik memiliki kecerdasan menatap masa depan secara Islami. Jika umumnya orang sekarang memandang masa depan hanya sebatas masa depan sebelum mati (duniawi), anak kita hendaknya kita ajak menatap masa depan baik sebelum mati (duniawi) maupun masa depan sesudah mati (ukhrowi) sesuai dengan do’a kita,

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Yaa Tuhan kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa neraka” (QS. 2 : 201)

Masa depan sebelum mati, secara garis besar bersifat kemungkinan dan masa depan sesudah mati bersifat kepastian. Orang cerdas dan adil akan mampu mensikapi sesuatu sesuai dengan sifatnya, mensikapi dunia sesuai dengan sifat kemungkinanya dan mensikapi akhirat sesuai dengan kepastiannya. Menurut tuntunan Allah, kita disuruh bersungguh-sungguh terhadap akhirat yang pasti dan tidak boleh melupakan dunia yang mungkin.

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

(QS. 28 : 77)

Perbadingan dunia dan akhirat apabila dianalogikan dengan tanaman di sawah, dunia itu ibarat rumput sedangkan akhirat ibarat padi. Rumput itu penting bagi petani untuk pakan ternak dan pupuk, tetapi padi jauh lebih penting dari pada rumput. Akhirat itu lebih baik dan lebih abadi dari pada dunia. Rumusnya, siapa yang menanam padi akan mendapat rumput, sebaliknya siapa yang sibuk menanam rumput, jangankan panen padi rumput pun belum tentu tumbuh sebagaimana yang diharapkan. Artinya, siapa yang berorientasi akhirat akan mendapatkan dunia, dan siapa yang hanya berorientasi dunia, jangankan masuk surga duniapun belum tentu sempat menikmatinya, kemudian mati atau jika masih hidup sakit komplikasi.

Secara sederhana, apresiasi terhadap dunia disimbulkan dengan bayaran (upah) dan apresiasi ukhrowi disimbulkan dengan ganjaran (pahala). Manusia yang cerdas akan meniatkan setiap aktivitasnya untuk mencari ganjaran tetapi tidak melupakan menerima bayaran. Yang penting hidup yang hanya sekali ini, bisa meraih pahala yang berlipat dan penghasilan yang melimpah (ganjarane kathah bayarane turah).

Share Kebaikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *