Hidup Perlu Ilmu
Wahai anakku, manusia oleh Allah diciptakan untuk dihadapkan kepada kesulitan. Tidak ada manusia yang hidup di dunia ini yang
bebas dari kesulitan. Sulit mencari ilmu, sulit mengerjakan soal-soal ujian, sulit mencari pekerjaan, sulit mendapat jodoh, sulit menjaga
keharmonisan rumah tangga dan lain lain. Bahkan orang-orang yang nampaknya dari luar tanpa masalah pun sering mengeluh, sulit makan padahal makanannya melimpah, sulit tidur padahal kasurnya mahal, sulit mendapatkan ketenangan
padahal semua sarana hiburan telah dimiliki, bahkan, “maaf” sulit buang hajat
padahal WC nya dirancang dengan indah dan dengan biaya yang sangat mahal.
Bahkan yang aneh, betapa banyak manusia sekarang yang mengalami kesulitan untuk
menagatasi kesulitan. Mereka stress, depresi, gelisah, resah bahkan banyak yang frustasi menjadi gila dan tidak sedikit yang bunuh diri. Namun ketahuilah, bahwa kesulitan tidak dihadirkan sendirian, setiap sesuatu diciptakan oleh Allah secara
berpasang-pasangan
سُبۡحٰنَ
الَّذِیۡ خَلَقَ الۡاَزۡوَاجَ کُلَّہَا مِمَّا تُنۡۢبِتُ الۡاَرۡضُ وَ مِنۡ اَنۡفُسِہِمۡ
وَ مِمَّا لَا یَعۡلَمُوۡنَ
“Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui.’ (QS:-36:36).
Ada siang ada malam, ada baik dan
ada yang buruk, laki-laki dan perempuan, ada kebenaran ada kebatilan termasuk
ada kesulitan pasti ada kemudahan.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Bahkan sebenarnya antara kesulitan dan kemudahan itu
merupakan sesuatu yang berkesinambungan. Ibarat dua sisi mata uang yang
tidakbisa dipisahkan. “karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
(QS: 94:4-5).
Ayat tersebut meneyebut “bersama”
(ma`a) bukan setelah (Ba`da) sebagai penghubung antara kesulitan dan kemudahan.
Artinya, siapa yang ingin mendapatkan kemudahanharus berani menghadapi
kesulitan dan siapa yang menghadapi kesulitan dalam suatu hal sebenarnya dia
mendapatkan kemudahan dalam hal lain.
Meskipun jaminan bahwa dibalik kesulitan tersimpan
kemudahan, bukan berarti akan terjadi secara otomatis, yang harus dipahami
behwa kesulitan dan kemudahan itu ada “antaranya”, ada penghubungnya, ada
jembatannya ilmu. Ilmu adalah jembatan penghubung antara kesulitan dengan
kemudahan. Karena manusia sudah ditakdirkan untuk menghadapi kesulitan dalam
hidupnya, dan sekaligus manusia juga diberi keinginan untuk hidup mudah, enak
senang, lancar, mulus, dan sukses, maka manusia wajib berikhtiar untuk
merubah kesulitan menjadi kemudahan.
Oleh karena itu dalam bahasa ikhtiyar sebenarnya tidak
ada sesuatu yang semata-mata sulit, yang ada adalah ketidakadaan ilmu. Artinya
kalau kita dihadapkan kepada kesulitan dan bagi kita kesulitan nampak sulit
berarti kita tidak memiliki ilmu untuk menghadapi kesulitan itu. Namun bagi
orang yang memiliki ilmu kesulitan itu mudah untuk diatasi. Bahkan orang yang
memiliki ilmu sering menolong orang lain mengatasi kesulitan. Sekedar contoh
konkret jika ada dua anak SMU sama sama naik motor ke sekolah, sampai ditengah
perjalanan kedua motor itu sama sama macet. Padahal yang satu tidak tahu ilmu
otomotif dan yang satu paham ilmu otomotif, samakah keduanya dalam menghadapi
kesulitan yang sama?
هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“Adakah sama orang-orang mengetahui (berilmu) dengan orang –orang yang tidak mengetahui (berilmu)? sesungguhnya orang berakalah yang dapat menerima pelajaran ” (QS:39:9). Wahai anakku, saat kamu dilahirkan oleh ibumu dan kamu sama sekali tidak memiliki sedikitpun, kecuali hanya memiliki naluri menangis dan bernafas. “allahlah yang mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalamkeadaan tidak memiliki ilmu (pengetahuan) tentang sesuatupun, pengelihatan, hati agar kamu bersyukur” (QS:16:78). Dan kini kamu sudah dewasa, sudah baligh dan sudah mukallaf (orang yang sudah taklif atau sudaht terkena ketentuan ketentuan agama bagi dirinya), maka setiap tindakanmu, aktivitasmu akan dinilai langsung oleh allah Swt. Agar tindakanmu bernilai manusiawi, agar amalanmu berbeda dengan aktivitas binatang dan tumbuh-tumbuhan, agar pergaulan dengan lawan jenis tidak seperti ayam atau kambing maka Allah menuntut kamu untuk mendasari amal dengan ilmu وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.” (QS:17:36) Ilmu dalam pandangan islam bukan sekedar pembeda antara manusia dan binatang (QS:58:11) tetapi juga sebagai pembeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. (QS:39:9) يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. bahkan ilmu juga sebagai pembeda anatara orang beriman yang satu dengan yang lainnya. “Niscaya Allahakan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramudan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS:58:11) Kerena begitu mulianya ilmu dalam pandangan islam, makanya sebagai seorang muslimkita akrab dalam ungkapan-ungkapan “Mencari ilmu itu wajib dalam setiap muslim (laki-laki dan perempuan). Carilah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat”, Carilah ilmu walaupun sampai ke negri China” dan lain-lain. Sebagai generasi muda, apalagi pemuda pelopor bukan mengekor, tugasmu yang paling utama, kewajiban yang paling pokok, stressing dari hidupmu adalah mencari ilmu. Lantas ilmu apa saja yang harus kamu kuasai? Paling tidak ada tiga disiplin ilmu yang harus kamu pelajari demi kesuksesan masa depan dunia dan akhiratmu, yaitu ilmu Syar;i, ilmu Profesi, dan ilmu Beladiri. Dalam bahasa sehari-hari disebut ilmu agama, ilmu umum, dan ilmu kanuragan. Ilmu syar’i adalah ilmu yang bersumber dari wahyu Allah lewat Rasul-Nya. Dengan ilmu syar’i manusia dapat membedakan mana tauhid mana syirik, mana yang haram mana yang halal, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas, serta mana ketaatan dan mana kremaksiatan. Sedangkan ilmu profesi adalah ilmu hasil penemuan manusia dari rahasia alam yang diciptakan Allah, maka dengan ilmu ini manusia bisa menjadi dokter, astronot, geolog, psikolog dan lain-lain. Sedangkan ilmu beladiri adalah ilmu yang digali dari optimalisasi diri kita untuk menghindar, membentengi bahkan menyerang musuh-musuh yang mengancam keselamatan diri kita. Dalam konteks lain, ilmu adalah untuk mengoptimalkan potensi aspek-aspek kepribadian kita. Ada tida aspek kepribadian manusia yang dikaitkan dengan pendidikan atau tarbiyah, yaitu aspek hati, otak dan otot. Rasa rasio dan raga. Afektif, kognitif dan psikomotorik. Ilmu Syar’i untuk mengoptimalkan fungsi hati, ilmu profesi untuk mengoptimalkan fungsi otak dan ilmu beladiri adalah untuk menguatkan otot. Ilmu syar’i sebagai sarana olah rasio dan ilmu beladiri sebagai sarana olah raga. Hasil pendidikan ilmu yang terpadu seprti inilah yang akan mampu mengantarkan memnusia seutuhnya, manusia yang sempurna atau insan kamil. Jika sekolah mampu mendidik setiap siswa menguasai ketiga ilmu tersebut dengan sempurna maka akan tercapai tujuan dan idealisme pendidikan yang tertulis disetiap dinding gedung sekolah dasar yaitu “Taqwa cerdas dan terampil” Hanya dengan ilmu syar’i yang benarlah ketaqwaan akan terwujud, hanya dengan ilmu profesi yang berkualitas kecerdasanakan tercapai dan dengan latihan fisik yang terrarahlah keterampilan akan membudaya. Pendidikan yang benar akan melahirkan pribadi yang hatinya sensitif, otaknya kreatif dan tangannya produktif. Generasi ulil albab, yang ahli dzikir, ahili fikir dan ahli ikhtiyar. إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulil albab (orang-orang yang berakal) yaitu orang-orang yang selalu berdzikir kepada Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “ Ya Tuhan kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa api neraka.” (QS:3:190-191) Ilmu yang kita miliki adalah sebuah senjata atau alat untuk menghadapi kesulitan, masalah dan tantangan. Pada bab-bab sebelumnya sudah kami ingatkan kepadamu bahwa setiap manusia tidak bisa menghindar dari tantangan dan persoalan ada tiga persoalan yang harus diantisipasi, yaitu persoalan moralitas, kreativitas dan kriminalitas. Dengan ilmu syari kamu akan memiliki moralitas yang tinggi, yang membuat kamu sensitif terhadap rayuan, godaan, iming-iming dan jebakan dekandesi moral. Kamu akan memiliki kercedasan spiritual (SQ) ketika harus berhadapan dengan imimg-iming kenikmatan sesaat, rayuan, godaan untuk mencoba merasakan narkoba atau jebakan teman-teman agar kamu membaca hal-hal yang kotor atau memutar VCD porno jika ilmu syar’i itu kamu amalkan insy allah kamu akan sampai taraf kepada sifat mahfudz yaitu yang terjaga dari kemaksiatan وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ “Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui” (QS:3:135) Ilmu syar’i pulalah yang akan menyelamatkan hidup mu dunia dan akherat. Orang tua yang ingin anaknya selamat selalu berpesan dengan kata-kata yang baku “Hati-hati”. Tidak ada orang tua ditinggal anaknya pergi lantas berpesan, awas otak-otak lho di sekolah, mata-mata lho kalau berjalan, kaki-kaki jika menyebrang. Pernyataan “hati-hati” menunjukkan kepada kita berjalan atau beraktivitas berpedoman pada ilmu syar’i atau ilmu hati. Karena generasi muda sekarang hatinya kosong dari Syar’i, makanya mereka tidak mampu menangkap dan memahami pesan “hati-hati” yang diucapkan orang tuanya sendiri. Gadis-gadis yang hamil sebelum menikiah, pejabat yang masuk penjara, olahragawan yang terbunuh dan lain-lain musibah, kebanyakan diakibatkan oleh ketidak hati-hatian, bukan karena kebodohan dan kelemahannya. Ilmu profesi adalah senjata untuk menghadapi tantangan kreativitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat segaalanya cepat berubah. Siapa yang tidak profesional akan kalah dalam persaingan, siapa yang tidak kreatif akan sulit mendapat rangking, pedagang yang tidak profesional akan ditinggal langganan, karyawan yang tidak profesional akan gampang di PHK, dokter yang statis akan ditinggal pasien, mubaligh yang tidak profesional dan kreatif akan ditinggal jamaah. Oleh karena itu jika kamu ingin hidupmu di dunia sukses dalam bidang materi dan dibutuhkan manusia yang ada di ekitarmu, pelajarilah dengan tekun ilmu profesi yang sesuai dengan bakat dan hobbymu. Karena profesi yang ditekuni berdasarkan bakat dan hobby akan mudah berkembang dan maju. Untuk itu kenalilah bakatmu sejak dini, sehingga akan semakin cepat mengambil keputusan ilmu profesi apakah yang akan kamu tekuni. Kami sebagai orang tua pada dasarnya tidak memiliki hak untuk memaksakan profesi apa yang kamu pilih, paling-paling hanya memberi saran, arahan atau maksimal hanya sekedar haraapan. Sedangkan ilmu bela diri harus kamu miliki karena kamu akan hidup dalam realitas yang semakin kejam, brutal, dan sadis. Dalam pendidikan umat islam Rasulullah s.a.w. menyarnkan kepada orang tua untuk melatih anak-anaknya untuk naik kuda, berenang, memanah, dan lain-lain, adalah menunjukkan bahwa beladiri adalah persoalan yang tidak boleh diabaikan. Mumpung masih muda, sementara kami tidak bisa mengajarimu karena kami dulu tidak diarahkan dan dididik seperti kamu, maka gunakan sebagian waktumu untuk memilih salah satu jenis ilmu beladiri yang sesuai dengan keadaan fisikmu, misalnya karate, pencak silat, tifu dan lain-lain, atau paling tidak, jika kamu tidak tertarik dengan ilmu bela diri aktif, janganlupa untuk memiliki ilmu beladiri pasif, yaitu lari dan sembunyi, meskipun kamu telah memiliki moralitas yang tinggi, kreativitas yang tidak tertandingi tetapi apabila tidak bisa lari dan sembunyi. Bayangkan apa yang terjadi jika kamu dikejar pencuri atau orang gila. Oleh karena itu, wahai anakku, disela-sela kesibukanmu sekolah, mengerjakan PR, Praktikum, penelitian dan lain-lain kegiatan yang berkaitan dengan ilmu profesi, tolongsempatkan paling tidak seminggu dua kali dua jam untuk belajar ilmu syar’i. Dua jam sekali seminggu mencari ilmu syar’i dengan seorang guru guru, pembimbing, murabbi atau ustadz dan ustadzah. Disitu kamu belajar islam secara rutin, runtut, sistematis sedangkan yang dua jam berikutnya belajar islam secarav populer, di masjid, seminar, bedah buku dan lain-lain kegiatan isendental. Jangan hanya mengaji saja, sempatkan pula kamu ikut kegiatan olahraga atau beladiri yang tidak bertentangan dengan ilmu syar’i dan ilmu profesi. Insya Allah dengan menguasai ilmu profesi, yang didampingi olehilmu syar’i dan ilmu beladiri akan membuat hidupmu bahagia dan selamat dunia akhirat. Contoh, alangkah hebatnya apabila ada dokter, guru, atau arsitek yang profesional yang memiliki hati yang jernih dan fisik yang kuat. Jadilah manusia yang dalam bahasa jawa nya “Iso dzikir, pinter mikir, gelem ngerewengi dangir yen duwe musuh wani mlintir” jangan jadi anak yang “Dikongkon dzikir ora iso, diajak mikir ora teko, dikongkon dangir malah lungo, yen oon sego lagi gelem moro.” (disuruh dzikir tidak bisa, diajak berfikir tidak sampai, disuruh bersih-bersih rumah malah